Tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan tukak lambung adalah lidah buaya (Aloe vera). Tanaman yang menyukai tempat panas ini berdaun tebal dengan "duri" di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati sakit mag.
Penelitian menunjukkan, dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml 2 kali sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin (100 mg/kg) berhasil disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung ini berasal dari Aloenin dan Magnesiun laktat dalam daun lidah buaya yang diidentifikasikan dapat menghambat sekresi asam lambung pada hewan percobaan.
Zat aktif lain diidentifikasi sebagai Aloctin A dan Aloctin B. Aloctin A menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin. Selain itu, lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah buaya mengandung bradykinase, yaitu suatu enzim pemecah sumber inflamasi, bradykinin.
Untuk menjadikan lidah buaya sebagai obat sakit mag diperlukan gel segar dari sekitar ½ lembar daun lidah buaya. Gel sebanyak itu diminum untuk sekali minum. Dalam sehari perlu meminumnya sebanyak 2 kali. Untuk memperbaiki rasa gel bisa diberi madu secukupnya. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan alami ini.
Tanaman lidah buaya secara empiris digunakan untuk pengobatan
tradisional antara lain getah atau daging daun digunakan untuk urus-urus,
pemakaian luar digunakan untuk menyuburkan pertumbuhan rambut. Lumatan
daun dan gel ekstrak digunakan untuk mengobati luka bakar dan anti radang.
Daun lidah buaya dapat berfungsi sebagai anti radang, anti jamur, anti bakteri
dan regenerasi sel. Di samping itu, lidah buaya bermanfaat untuk menurunkan
kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah,
menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker.. bunga lidah buaya berkhasiat mengobati luka memar dan muntah darah. Akarnya berkhasiat
sebagai obat cacing dan susah buang air besar/sembelit (Furnawanthi, 2002).
Daun lidah buaya (Aloe vera L) mengandung lemak tak jenuh Arachi-
donic acid dan Phosphatidylcholine dalam jumlah relatif besar (Afzal et al, 1991
cit Sudarsono, dkk, 1996). Daun dan akar mengandung saponin dan flavonoid,
disamping itu daunnya juga mengandung tanin dan polifenol. Kandungan yang
lain barbaloin, iso barbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin, aloin, aloe emo-
din, antrakinon, resin, polisakarida. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991), kro-
mium, inositol (Duke, 2002).
Pembuatan decocta daun lidah buaya segar
Daun lidah buaya segar dicuci dengan air mengalir, dibersihkan dari kulit
dan durinya, kemudian daging daunnya ditimbang sesuai dengan berat yang
dikehendaki, lalu dihaluskan dengan cara diblender, kemudian dimasukkan ke
dalam panci infusa, dan ditambah air 100 ml. Panci dipanaskan di dalam tangas
air selama lebih dari 30 menit, dihitung mulai suhu di dalam panci mencapai
90
o
C, sambil sesekali diaduk. Penyaringan dilakukan selagi panas melalui kain
flannel. Peringkat konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu de-
cocta daun lidah buaya segar konsentrasi 300; 400; dan 532 % b/v.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya decocta daun lidah buaya
segar (Aloe vera L) konsentrasi 400%b/v saja yang dapat menurunkan kadar
glukosa darah secara bermakna (P<0,05) dibandingkan kontrol negatif yaitu
sebesar 27,10 ± 3,97%. Decocta daun lidah buaya segar konsentrasi 400%b/v
mempunyai efek hipoglikemik tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif
(P>0,05) walaupun PKGD nya masih dibawah glibenklamid. Daun lidah buaya
dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci yang dibebani glukosa, hal ini
dikarenakan dalam daun lidah buaya mengandung beberapa senyawa aktif yang
kemungkinan berefek sebagai hipoglikemik yaitu kromium, inositol (Duke,
2002).
Pada konsentrasi decocta daun lidah buaya segar 532%b/v ternyata efek
hipoglikemiknya turun, hal ini berarti bahwa kenaikan konsentrasi decocta
daun lidah buaya segar tidak menaikkan efek hipoglikemik. Hal ini kemungkinan
dikarenakan reseptor telah jenuh. Suatu obat untuk dapat menimbulkan efek
harus berikatan dengan reseptor, sedangkan kemampuan reseptor untuk dapat
berikatan dengan obat adalah berbeda-beda. Jika suatu reseptor sudah jenuh,
walaupun dosis obat ditingkatkan, maka reseptor tersebut sudah tidak mampu
lagi untuk berikatan dengan obat sehingga efeknya menurun.
Simpulan :
1. Decocta daun lidah buaya segar (Aloe vera L) konsentrasi 400%b/v dapat
menurunkan kadar glukosa darah kelinci yang dibebani glukosa sebesar
27,10 ± 3,97%.
2. Kenaikan konsentrasi decocta daun lidah buaya segar tidak berkorelasi
dengan efek penurunan kadar glukosa darah
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar